Agustus 15, 2008

Cerpen : "Mengetuk Pintu Surga "

“ Jane, ada waktu kan menemuiku sore ini? di cafe biasa yah.. jam 4, ku tunggu” Itu pesan yang di tinggalkan Chika di depan mading kantor.. Ku lirik jam tanganku, masih ada waktu 1 jam.. yah cukuplah untuk tiba disana walau macet akan menghadang..

Wangi aroma kopi dan cake menyambutku, di dampingi indah alunan musik.. Aku melangkah santai menuju sofa tengah setelah di lambaikan Chika.. Wajah cantiknya di dandani kegelisahan.. Aku shock.. “ Ada apa Chika? Kenapa lesu sekali hari ini? Ada masalah apa? Siapa yang menjahatimu? “ Berondong pertanyaanku membuatnya cemberut… Rasa gusar, khawatir, cemas menyelimuti.. ada apa dengan sahabatku ini?

“ Jane…. Aku benar-benar telah jatuh cinta padanya..” ungkapnya masih dalam cemberut.. Mataku membelalak.. Apa? Jatuh cinta pada seseorang? Lalu? Aku mencoba tersenyum padanya, walau tak bisa menebak apa yang tengah terjadi, aku mencoba menenangkannya…

Sambil menyeruput cappuccino panas, aku menyimak semua emosi yang tertuang dalam kata-kata.. Chika seperti tak berdaya “ Iya, aku benar-benar mencintainya Jane.. Hidupku akan kosong tanpa dia. Hari-hariku serasa lama berjalan saat dia tak menemani.. Aku ingin memilikinya. Aku gak akan rela dia dimiliki wanita lain.. Dia mempesonaku, dengan kedewasaan jiwa dan rohaninya.. Mengagumkan sekali, Jane… ” hem…. Setahuku Chika bukan tipikal wanita yang memusingkan persoalan asmara, tapi kali ini aku rasa benih cinta 3 bulan lalu telah mengakar kuat di lubuk hatinya..

“ Tapi Chika, bukankah kau pernah bilang jika saja pria yang kau cintai dapat bahagia… walau tak bersamamu? “ Gurauku sambil menggodanya.. Tiba-tiba pipinya memerah, sambil bersungut pula dia mengatakan hal itu tak berlaku untuk dirinya sekarang.. Dia sungguh ingin mendapatkan pria itu.. Bagaimanapun caranya.. tak perduli ada badai sebesar apapun menghadang, dia akan terus melangkah dan melangkah..


“ Jane, aku butuh bantuanmu.. Ku mohon.. bantulah aku mengetuk pintu surga, katakan pada Tuhan bahwa aku menginginkan dia.. Bisa kan Jane? Bantu aku…” Aku melihat kepasrahan terlintas di wajahnya.. tapi aku bisa merasakan cintanya begitu tulus…

Tidak ada komentar: